Banyuwangi – Ritual adat Seblang yang digelar rutin setiap tahun oleh warga Desa Olehsari, Kecamatan Glagah, tetap dilaksanakan meski dalam kondisi pandemi Covid-19 saat ini. Namun demikian, ritual kuno yang biasanya disesaki oleh para pengunjung dari berbagai daerah itu kali ini digelar secara terbatas tanpa asa penarinya, hanya dilakukan ritual inti saja. Selain itu, tak satupun pengunjung, kecuali beberapa wartawan, yang diijinkan masuk ke area ritual.
Menurut sang Pawang Seblang, Akwan, ritual kuno yang dipercaya masyarakat sebagai ritual tolak-balak itu tidak mungkin tidak dilaksanakan, apalagi dalam situasi pageblug seperti saat ini. Hanya saja, kata Akwan, ritual dilaksanakan hanya sebatas ritual inti yakni; persembahan sesajen bagi para Dhanyang dan doa-doa. Ritual yang berlangsung singkat itu diakhiri dengan Lungsuran, yakni mengguyur atau memandikan semua pesinden, penabuh gamelan dan para sesepuh yang terlibat dalam ritual dengan air kembang.
Tokoh masyarakat Desa Olehsari, Eko Sukartono, menjelaskan, meski masih dalam kondisi pandemi Covid-19 saat ini, ritual tidak mungkin ditunda pelaksanaannya. “Tetap harus kita laksanakan, dengan menggunakan aturan protokol kesehatan. Tapi terbatas hanya pada ritual inti saja. Untuk ritual lengkapnya, nanti akan dilaksanakan setelah pageblug ini mereda,” jelasnya.
Menariknya, beberapa saat sebelum ritual dilangsungkan, salah seorang warga yang menjadi kru dalam ritual tersebut tiba-tiba kesurupan. Menurut Akwan, dhanyang yang menyusup ke tubuh warga itu bernama Buyut Sayu Atikah. “Tadi Buyut Atikah meminta kepada saya selaku pawang dan Pak Lurah, untuk berjanji agar tetap menggelar ritual Seblang ini secara lengkap nanti setelah kondisi pageblug ini mulai reda. Permintaan itu tadi sudah kita sanggupi,” kata Akwan. (b)